Menjadi Mustahik Lazisnu: Pengalaman dan Harapan


Menjadi Mustahik Lazisnu: Pengalaman dan Harapan

Menjadi mustahik Lazisnu merupakan sebuah pengalaman yang tak terlupakan bagi banyak orang. Lazisnu atau Lembaga Amil Zakat, Infaq, dan Shadaqah Nahdlatul Ulama adalah lembaga yang bergerak dalam bidang pengelolaan zakat, infaq, dan shadaqah. Menjadi mustahik Lazisnu berarti seseorang memperoleh bantuan dari lembaga ini berupa zakat, infaq, atau shadaqah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Pengalaman menjadi mustahik Lazisnu tentu berbeda-beda bagi setiap orang. Ada yang merasa terbantu dan lega karena mendapatkan bantuan tersebut, namun ada pula yang merasa malu dan rendah diri karena harus menerima bantuan dari orang lain. Namun, sebagian besar mustahik Lazisnu merasa bersyukur dan berterima kasih atas bantuan yang diberikan oleh Lazisnu.

Menurut KH Ahmad Kusairi, Ketua Lazisnu, menjadi mustahik Lazisnu bukanlah suatu hal yang memalukan. Sebaliknya, menerima bantuan zakat, infaq, dan shadaqah merupakan bagian dari kebaikan dan keberkahan yang Allah anugerahkan kepada orang-orang yang membutuhkan. KH Ahmad Kusairi juga menekankan pentingnya rasa syukur dan kesabaran bagi para mustahik Lazisnu.

Dalam Islam, menjadi mustahik Lazisnu juga merupakan suatu amal ibadah yang dianjurkan. Rasulullah SAW bersabda, “Sebaik-baik orang adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.” Oleh karena itu, menjadi mustahik Lazisnu seharusnya dijadikan sebagai kesempatan untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.

Namun, sebagai mustahik Lazisnu, kita juga harus memiliki harapan untuk bisa mandiri dan tidak selamanya bergantung pada bantuan. Menurut Ustadz Yusuf Mansur, seorang ulama dan motivator Islam, “Hidup ini adalah ujian, termasuk saat kita harus menjadi mustahik. Namun, kita harus tetap berusaha untuk mandiri dan tidak terus bergantung pada bantuan orang lain.”

Dengan demikian, menjadi mustahik Lazisnu seharusnya menjadi cambuk bagi kita untuk terus berusaha dan berdoa agar bisa bangkit dari keterpurukan. Harapan untuk menjadi mandiri dan berbagi kepada orang lain juga harus tetap kita jaga. Sebagaimana yang dikatakan oleh Ustadz Felix Siauw, seorang pendakwah dan penulis, “Ketika kita menerima bantuan, jangan pernah lupa untuk juga berbagi kepada orang lain yang membutuhkan.”

Dengan demikian, pengalaman menjadi mustahik Lazisnu seharusnya menjadi pembelajaran berharga bagi kita semua. Mari kita terus berusaha, bersyukur, dan berharap agar kita bisa menjadi manusia yang bermanfaat bagi orang lain, baik sebagai mustahik maupun sebagai donatur. Semoga kita semua selalu mendapatkan keberkahan dan rahmat dari Allah SWT. Aamiin.

Theme: Overlay by Kaira Extra Text
Cape Town, South Africa